• Sen. Des 23rd, 2024

Kronologi Oknum Anggota TNI AU Bakar Istri Hingga Tewas Versi Keluarga.

Foto: Ketua DPD Partai Gerindra Papua Yanni, S.H., M.H., ketika menyambangi kediaman keluarga korban pembakaran yang dilakukan oleh oknum Anggota TNI AU berinisial Serka MM.

Sentani, nusantaradalamberita.com – Masyarakat Kabupaten Jayapura dihebohkan dengan kabar oknum Anggota TNI AU berpangkat Sersan Kepala (Serka) dengan inisial MM bakar istrinya di Kompleks Perumahan Lanud Silas Papare yang baru pada Minggu, 1 Desember 2024 lalu.
Lalu, apa alasan oknum Anggota TNI AU tega bakar istrinya?. Bagaimana pula kronologi kasusnya?.
Korban adalah Almh. Elis Agustina Yotha (EAY) yang merupakan istri pelaku atau oknum Anggota TNI AU berinisial Serka MM. Pertengkaran suami istri itu mengakibatkan EAY alami luka bakar hingga 90 persen.
Sesaat setelah kejadian, korban dilarikan ke RSUD Youwari, Doyo Baru, Distrik Waibhu, Kabupaten Jayapura, Papua. Namun, saat menjalani perawatan intensif selama dua minggu di RSUD Youwari, nyawa EAY tidak tertolong, ia meninggal dunia pada Minggu, 15 Desember 2024 sore sekira pukul 16.57 WIT.
Jenasah EAY telah dimakamkan di Kampung Yobeh, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura pada Senin, 16 Desember 2024. Sementara itu, pelaku Serka MM telah diamankan di Satuan Polisi Militer Lanud Silas Papare Jayapura.

Bagaimana kronologi Oknum Anggota TNI AU Bakar Istri?
Kronologi oknum Anggota TNI AU bakar istri di Kabupaten Jayapura inipun dari keluarga korban Almh Elis Agustina Yotha (EAY) membeberkan kasus pembakaran keji dan tragis yang dilakukan oleh suaminya sendiri pada Minggu, 1 Desember 2024 lalu.
Almh. Elis Agustina Yotha meninggalkan dua (2) orang anak yang masih berusia balita. Berikut kronologis dari peristiwa keji dan tragis yang diceritakan oleh Barbalina Felle, selaku mama almarhumah itu mengatakan bahwa Almarhumah Elis Agustina Yotha tinggal di Kompleks Perumahan Lanud Silas Papare yang baru.

Karena lokasi rumah yang sangat sepi itulah membuat korban sering datang kerumah orang tuanya. Setelah pulang ibadah dan berganti baju dirumahnya. Lalu menuju ke rumah orang tuanya bersama kedua anaknya.
Tiba di rumah orang tuanya dengan membawa tas berisi pakaian anak, lalu kepala charger handphone (HP) milik suaminya (pelaku MM) yang tanpa disadarinya juga ikut terbawa di dalam tasnya. Mama Barbalina Felle menduga kemungkinan anak korban bermain dan menaruh kepala charger di tasnya dan korban pun sama sekali tidak mengetahuinya.

Elis sampai malam dirumah, karena menunggu anaknya yang nomor dua (2) bangun tidur.
Lalu suaminya mengiris chat WhatsApp (WA) dan saling membalas chat WA mengenai kepala charger HP suaminya. Dari percakapan melalui chat WA, suaminya (pelaku MM) menyuruh korban Elis untuk datang dan mencari kepala charger tersebut. Dalam chat WA Elis, suaminya mengirim gambar martelu (palu) dan seketika Elis takut. Setelah dicari di dalam tas anaknya, ternyata kepala charger HP ada dan korban bermaksud untuk mengantarkan kepala charger HP kepada suaminya.

Karena chatan WA dari suaminya, sehingga membuatnya takut dan korban pun mengajak mamanya, yang pada saat itu sedang berjualan pinang di Pertigaan Mata Jalan Sosial Sentani untuk menemaninya.
Namun ibunda korban mengatakan antar saja kepala charger nya dan jelaskan anak – anak yang mungkin bermain. “Karena Elis selalu paksa saya untuk ikut. Akan tetapi, saya tidak ikut juga dan Elis akhirnya pulang dengan anak pertama yang masih berusia empat (4) tahun,” cerita Mama Barbalina Felle.
“Elis katakan, mama antar saya kah. Karena saya takut dipukul pakai martelu. Saya mengatakan jemput dulu anaknya yang nomor dua (2) agar mama tidak bolak balik antar kalian. Saya pikir Elis pergi untuk ambil anaknya yang nomor dua, ternyata langsung pergi ke rumahnya di Kompleks Perumahan Lanud Silas Papare Jayapura,” bebernya.

Sesudah itu, Mama Barbalina kembali berjualan pinang. Sehingga handphone miliknya disimpan dalam tas Noken. “Saya tidak dengar, karena sedang berjualan di pinggir jalan. Waktu saya lihat hp, ternyata sudah ada 11 panggilan tidak terjawab,” ungkapnya.
Selanjutnya ada tetangganya datang dan menyampaikan kepada dirinya, bahwa putrinya Elis terbakar dan sudah ada di RSUD Youwari. “Lalu saya jawab bagaimana bisa terbakar, baru tadi ketemu dengan saya,” tuturnya.

Mama Barbalina Felle mengungkapkan kejadian Elis dibakar suaminya sebagai (oknum) anggota TNI AU Lanud Silas Papare Jayapura itu dirinya memang tidak melihat langsung. “Yang saya tau itu Elis sudah di RSUD Youwari untuk mendapat penanganan cepat. Yang sudah dilakukan pihak Lanud Silas Papare Jayapura. Saat saya datang ke rumah sakit dan langsung melihat Elis badannya sudah bau minyak tanah, serta penuh dengan daun dan tanah,” ucapnya menahan pilu.

Setelah selama dua pekan mendapatkan perawatan intensif di RSUD Youwari, Almarhumah Elis Agustina Yotha akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya dan dimakamkan di Kampung Yobeh, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Senin, 16 Desember 2024.
Kejadian pilu yang menimpa putrinya itu, lantas membuat Mama Barbalina Felle meminta kepada pihak TNI AU Silas Papare Jayapura agar dapat memberikan hukuman yang setimpal kepada pelaku (Serka MM) atas kematian anaknya. Dengan memberhentikannya sebagai Anggota TNI AU dan di hukum seberat-beratnya.

Setelah selama dua pekan mendapatkan perawatan intensif di RSUD Youwari, Almarhumah Elis Agustina Yotha akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya dan dimakamkan di Kampung Yobeh, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Senin, 16 Desember 2024.
Kejadian pilu yang menimpa putrinya itu, lantas membuat Mama Barbalina Felle meminta kepada pihak TNI AU Silas Papare Jayapura agar dapat memberikan hukuman yang setimpal kepada pelaku (Serka MM) atas kematian anaknya. Dengan memberhentikannya sebagai Anggota TNI AU dan di hukum seberat-beratnya.

Yanni mengaku telah meminta keluarga untuk membuat kronologis yang menimpa korban Elis dan akan meneruskan kepada pimpinan juga mengawasi jalannya proses hukum kepada pelaku.
“Harus ada keadilan untuk keluarga, apalagi korban meninggalkan anak-anak yang masih kecil, sehingga harus ada tanggung jawab institusi untuk memberikan keadilan termasuk perhatian kepada keluarga dan anak-anak,” tegas Yanni diakhir wawancaranya. (Fan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *